MACRO
Tak Tahan Goncangan dan Perlambatan Ekonomi Global, Perusahaan RI Bikin Gelombang PHK Baru
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Foto: Ilustrasi/ Net
WARTAPOLITIKA.COM-Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mulai menyasar tenaga kerja di Tanah Air. Tak hanya perusahaan startup, PHK pekerja di sektor manufaktur juga makin banyak.
Ketidakmampuan menghadapi efek domino pelambatan ekonomi global jadi salah satu alasan pemicu terjadinya PHK. Daftar beberapa industri yang sudah melakukan PHK:
Industri Garmen-Sepatu
Ancaman pengurangan karyawan sudah mulai terlihat di industri padat karya. Kalangan buruh mengungkapkan bahwa banyak anggotanya yang sudah mulai dikurangi hari kerjanya.
Bahkan tidak sedikit yang akhirnya dirumahkan. "Sampai saat ini yang dirumahkan panjang, artinya sebulan nggak kerja, paling nggak untuk anggota hampir 5.000-an, termasuk di industri tekstil, garmen, sepatu juga," kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang dan Kulit - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP TSK SPSI) Roy Jinto melansir cnbcindonesia, Selasa (25/10/2022).
Fenomena ini terjadi akibat adanya penurunan permintaan pasar ekspor. "Karyawan kontrak yang habis kontraknya nggak diperpanjang lagi oleh perusahaan. Karena kalau kontrak habis dengan order nggak ada jadi dia nggak diperpanjang. Karyawan tetap masih dirumahkan dan ada pengurangan hari kerja," imbuhnya.
Mulai adanya PHK di sektor industri garmen dan sepatu juga diakui Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja. Ia mengungkapkan, sudah ada beberapa pabrik yang sudah meliburkan Sabtu-Minggu, ada juga yang kini hanya kerja 4-5 hari seminggu, hingga mematikan 1 hingga 2 lini produksinya.
"Ini akibat pelemahan global dan sudah kita rasakan terutama selama 2 bulan terakhir," bebernya. Parahnya lagi, efisiensi tersebut berimbas kepada 45 ribu orang buruh industri TPT yang sudah dirumahkan hingga saat ini.
"Sekitar 45 ribu orang saya pikir ada, dari hulu ke hilir industri TPT. Bukan cuma anggota API, nggak cuma pabrik garmen. Ada pabrik pemintalan, pencelupan, tenun, ada garmen," rincinya.
Dari data laporan, lanjutnya, lokasi industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tak hanya industri, tapi IKM juga terkena.
"Karena di garmen itu banyak usaha hijab, gamis, baju koko, IKM yang menjahit untuk brand besar. Mereka kena akibat pelemahan daya beli ini," tambah Jemmy.
Jalan Tol
Rencana pemerintah menerapkan Multi Lane Free Flow (MLFF) atau Sistem pembayaran tol tanpa buka kaca dan berhenti bakal memakan banyak 'korban'. Pemangkasan karyawan sudah pasti terjadi.
Kalangan buruh mengungkapkan, bahwa akibat penerapan sistem tersebut, puluhan ribu karyawan terancam menganggur. "Kemungkinan totalnya 50.000 pekerja jalan tol seluruh Indonesia bukan hanya Jabodetabek," kata Presiden DPP Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat, dikutip Selasa (25/10/2022).
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari korban penerapan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui Gardu Tol Otomatis (GTO) sejak 2017 lalu. Kala itu, buruh memprediksi hampir 20.000 orang terkena PHK.
Artinya, penerapan MLFF nanti bisa memangkas 30.000 pekerja lagi. "Ketika GTO didirikan, betul-betul terjadi hampir 20.000 orang kena PHK. Sekarang akan lebih parah lagi, karena mobil otomatis lewat aja dan terpotong," ungkapnya.
Tanihub
Startup pertanian Tanihub sudah menghentikan operasional dua gudang yakni di Bandung dan Bali. Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya mengatakan, ditutupnya dua gudang itu agar pihaknya bisa mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B yaitu horeka, ritel modern, grosir UMKN, dan mitra strategis.
"Nantinya, serapan hasil panen petani pun juga akan semakin besar dan tentunya akan turut memperkuat sisi hulu kami," ungkapnya, dalam keterangan resmi. Jadi, untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan konsumen rumah tangga untuk saat ini dihentikan.
TaniHub juga melakukan PHK karyawan. PHK terhadap karyawan ini merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali tersebut. Namun perusahaan tidak menyebut jumlah karyawan yang terdampak PHK.
Shopee
PT Shopee Indonesia melakukan PHK sejumlah karyawan perusahaan, bulan lalu. Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan, PHK merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaannya sebagai langkah efisiensi, setelah sebelumnya melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.
Mobile Premiere League
Start up e-sports asal India yang melebarkan sayapnya di Tanah Air juga mengumumkan PHK kepada sekitar 100 karyawan dan memutuskan untuk keluar dari pasar Indonesia. Menurut keterangan pihak perusahaan, PHK massal dan penutupan bisnis di Indonesia ini adalah upaya untuk menumbuhkan bisnis inti serta menutup bisnis yang tidak berjalan.
Fabelio
Startup desain furniture dan interior, Fabelio, resmi dinyatakan pailit. Kabar ini diketahui melalui pengumuman di surat kabar.
Menurut keputusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022. Pengumuman itu berisi keputusan pengadilan mengabulkan putusan pailit pada PT. Kayu Raya atau Fabelio pailit. "Menyatakan Debitur (PT. Kayu Raya Indonesia) dalam keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya," tulis pengumuman putusan pailit.
Xendit
Startup fintech Xendit melakukan PHK terhadap 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina. Chief Operating Office Xendit Tessa Wijaya mengatakan, perusahaan melakukan pertimbangan matang sebelum mengumumkan PHK.
"Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi kami membutuhkannya untuk mengoptimalkan bisnis kami untuk jangka pendek dan panjang," ujarnya, mengutip dealstreetasia.com, Selasa (25/10/2022). Para karyawan Xendit yang terkena PHK akan diberi kompensasi yang layak dan perpanjangan asuransi kesehatan serta dukungan alumni.
Line
Line Indonesia sempat menjadi sorotan di media sosial karena dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 80 karyawan di Indonesia. Meski demikian, pihak Line sudah memberikan klarifikasi bahwa PHK memang terjadi, namun jumlah karyawan yang terdampak tidak sampai ke angka yang disebutkan.
Bananas
Layanan e-Grocery Bananas yang baru diluncurkan awal tahun ini baru saja mengumumkan akan menutup operasionalnya. Keputusan tersebut diumumkan oleh perusahaan lewat unggahan story di akun Instagram resminya.
Bananas mengungkapkan, selama 10 bulan beroperasi perusahaan telah berkembang dengan cepat. Namun pada akhirnya terpaksa harus menutup layanan tersebut.
"Kami telah beroperasi sejak Januari 2022, membangun brand bersama dengan grup yang cerdas dan brilian yang selalu berupaya 100% memberikan layanan dan pengalaman berkualitas tinggi bagi pelanggan kami. Kami telah berkembang dengan mantap dan cepat dari bulan ke bulan selama 10 bulan terakhir," tulis Bananas.
Beres.id
Perusahaan rintisan (startup) Beres.id mengumumkan akan berhenti beroperasi mulai 1 Juli 2022. Penyebabnya, yakni pandemi Covid-19 yang berdampak pada gangguan operasional, kekurangan tenaga kerja, dan biaya operasional yang tinggi perusahaan.
"Dengan berat hati kami mengumumkan mulai 1 Juli 2022, Beres dan semua platform afiliasinya tidak akan beroperasi lagi," ujar Co-founder and CEO Beres.id Choong Fui Yu dalam pernyataan di situs resmi mereka
Beres.id mengatakan menutup operasional merupakan keputusan yang sulit. Tapi, perusahaan yakin ini merupakan cara terbaik untuk menghormati kewajiban kepada karyawan dengan memberikan pemberitahuan dan pembayaran pesangon. (tim redaksi)
#phkmassaldiindonesia
#pemutusanhubungankerja
#kesulitanoperasional
#penutupanusaha
#pembayaranpesangon
#phkkaryawan
#industripadatkarya
#startup
Anda sekarang membaca artikel Tak Tahan Goncangan dan Perlambatan Ekonomi Global, Perusahaan RI Bikin Gelombang PHK Baru dengan alamat link https://www.wartapolitika.com/2022/10/tak-tahan-goncangan-dan-perlambatan.html
0 Comments: